PENIPUAN TERBESAR
“Perkenalkan, nama gue Leo. Temen-temen pembaca udah ada yang pernah baca atau nonton Merry Riana, Mimpi Sejuta Dollar? Di film itu, Merry Riana kuliah di Nanyang Technological University, Singapura. Gue sekarang juga lagi kuliah di sana. Kalau ditanya susah atau enggak buat masuk ke sana, sudah pasti susah. Susah banget, malah! Tesnya macem-macem banget, dari tes logika matematika, penalaran bahasa, sampai tes psikologi dan kesehatan. Gue beruntung banget bisa diterima di universitas keren ini.
“Sekarang, gue mau cerita. Seumur hidup gue, gue gak akan percaya kalau ada yang bilang gue pernah ditipu. Kenapa? Karena gue selalu berpikir panjang! Gue ga pernah salah buat ngambil keputusan. Anak NTU, gitu loh. Tapi ternyata, gue banyak ditipu dengan cara yang berbeda dari yang gue kira sebelumnya.
“Penipuan-penipuan itu ternyata udah gue alami dari kecil. Dan, ya, namanya orang kena tipu, gue juga ga pernah sadar kalo gue kena tipu. Sampai sekarang, apa yang gue rasa itu benar ternyata salah, dan apa yang gue kira salah ternyata bener! Pusing gak lu!
“Penipuan pertama, gue kira keyboard QWERTY diciptakan supaya kita-kita bisa ngetik dengan lebih cepat dan mudah. Ternyata, susunan huruf keyboard itu sengaja acak-acakan supaya orang-orang ngetiknya lebih lambat dan mengurangi kesalahan saat menulis!
“Penipuan kedua, gue kira telepon yang gede-gede tuh udah ketinggalan jaman. Sejak ditemukannya smartphone, ukuran telepon jadi cuma segenggaman tangan doang. Tapi ternyata, sekarang smartphone malah dibuat semakin besar, semakin besar, semakin besar!
“Penipuan terakhir yang paling mengagetkan, gue kira kuliah di NTU ‘tuh keren banget. Ternyata, setelah gue renungin, kuliah seperti apapun, dimanapun, jurusan apapun, sebenernya biasa aja!
“Loh, kenapa biasa aja? Karena, seperti penipuan-penipuan sebelumnya, seringkali tujuan kita berubah di tengah perjalanan. Sekeren apapun kuliah gue sekarang, kalau ga sesuai sama tujuan awal gue, akhirnya jadi biasa aja, kan?
“Keyboard QWERTY yang dibuat demi kecekatan menulis ternyata justru memperlambat pengetikan. Smartphone yang didesain kecil dan mudah dibawa-bawa ternyata dianggap semakin keren kalau ukurannya bertambah. Tujuan awal gue kuliah ‘kan mau pake talenta gue buat memuliakan Tuhan! Kalau kuliah malah bikin gue berubah ideologi, atau jadi sibuk ga ketulungan, atau malah ga punya waktu buat ibadah keluarga, artinya kuliah gue ga jadi berkat, dong. Buat apa kuliah jauh-jauh, kalau akhirnya malah meninggalkan Tuhan?
“Buat temen-temen yang berencana untuk segera kuliah, atau mungkin sekarang sedang menjalankan perkuliahan, gue mau kasih beberapa saran praktis yang bisa dilakukan supaya kalian ga jadi salah kaprah. Check it out!
1. Tujuan Hidup Gue Apa, Yaa?
Kalau gue udah yakin sama tujuan gue, gue bisa tahu dengan yakin langkah-langkah apa yang perlu gue ambil ke depannya untuk mencapai tujuan gue itu. Nah, apa ‘sih seharusnya tujuan hidup kita?
Dalam 1 Korintus 10:31, Paulus menjawab: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Untuk kemuliaan Allah! Kira-kira, kuliah gue sekarang memuliakan Tuhan gak, ya?
2. Hidup Dalam Komunitas.
Ngomong emang selalu lebih mudah daripada prakteknya, sob. Beberapa temen gue dulu juga punya visi yang sama kayak gue, mau memuliakan Tuhan dengan talenta yang mereka kembangkan sewaktu kuliah. Tapi ternyata, waduh, selama kuliah, kita semua tertatih-tatih buat tetep mempertahankan nilai-nilai itu.
Nah, disiplin rohani lain yang harus diperhatikan adalah hidup dalam komunitas. Ketika kita ada di dalam komunitas, kita akan bertumbuh sama-sama. Kita juga bisa mulai mempertanggungjawabkan hidup kita kepada seorang pemurid, untuk menjaga integritas dan otentisitas hidup kita. Kalo kalian masih bingung, ikut gue aja, yuk, ke pertemuan Yes Generation buat remaja-pemuda setiap hari Sabtu jam 18.30 di Rumah Ibadah GPDI Ujung Menteng. Ditunggu!
“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.” 1 Korintus 12:12, 26.
3. Terakhir: Melayani Jiwa-Jiwa.
Ketika masuk fase perkuliahan, gue tahu yang kita-kita hadepin bukan cuma masalah pendidikan. Gue sendiri ngalemin yang namanya khawatir akan masa depan, akan pekerjaan, akan keluarga, akan pasangan hidup, akan cita-cita, semuanya! Gue pengen jadi manusia yang berguna, manusia yang menyenangkan orang lain, manusia yang membanggakan, tapi akhirnya gue capek sendiri karena ternyata banyak banget hal yang gak bisa gue lakuin.
Buat temen-temen sekalian, gue mau kasih tahu sesuatu: tenang. Kita balik lagi ke tujuannya, yuk? Ketika gue inget lagi tujuan awal gue, yaitu memuliakan Tuhan dan menyenangkan hati Tuhan. Cuma itu. Gue bisa bersyukur karena gue tahu, Tuhan gue bangga punya gue. Ketika gue melakukan segala sesuatu, gue akan memberikan yang terbaik, karena gue melakukannya untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia!
Gue punya satu cara paling ampuh untuk tetap inget sama tujuan gue. Ketika gue terlibat untuk melayani jiwa-jiwa, gue begitu terbeban untuk ngelakuin sesuatu untuk kehidupan mereka. Bisa anak-anak, bisa remaja, bisa dewasa, bisa lansia. Siapa aja yang Tuhan taruh beban dalam hidup gue. Gue mau doain mereka, tolong mereka, mengasihi mereka, bahkan dengan perbuatan-perbuatan sesimpel ngajak ngobrol dan buatin kopi. Ketika gue terlibat dalam melayani jiwa-jiwa, gue bisa lebih bersyukur buat hidup gue. Gue nggak cuma fokus sama masalah-masalah dan kedagingan gue sendiri. Gue juga jadi terus berdoa buat mereka, kadang-kadang sampai nangis, karena gue sadar sebetulnya gue tetap gue yang biasa, yang gak bisa melakukan apa-apa tanpa Tuhan yang luar biasa.
Nah, temen-temen sekalian, jangan mau tertipu lagi, ya. Melangkahlah di jalan yang terbaik sesuai dengan tujuan yang udah Tuhan kasih buat kita. Semangat! Tuhan Yesus memberkati (Themercyw - Yes Generation Community)
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” Kolose 3:23
Artikel Terkait
- JANGAN TERLAMBAT
- MASIH MAU TERLAMBAT
- TELAT MULU
- BRING HEAVEN HOME
- MEMBANGUN SISTEM NILAI DALAM KELUARGA KITA