BRING HEAVEN HOME
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Mat.6:9-10
Itulah permintaan pertama yang Tuhan Yesus ajarkan dalam doa Bapa kami yang sangat melegenda. Apakah arti dari permintaan tersebut? Dalam pengertian yang sederhana, Yesus ingin agar melalui doa kita pemerintahan Allah datang melalui kehendak-Nya yang terlaksana di bumi seperti di sorga. Inilah doa yang merindukan agar kehendak-Nya yang terjadi di sorga digenapi juga di bumi. Sekali lagi, sorga datang ke bumi melalui "kehendak-Nya di sorga terjadi di bumi ini!"
Apakah kehendak Bapa di sorga yang perlu terjadi di bumi ini? Mari kita coba bandingkan dengan apa yang nabi Yesaya telah tuliskan ratusan tahun sebelum Kristus datang.
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Yes.32:17
Kemudian kita bandingkan dengan apa yang rasul Paulus tuliskan tentang Kerajaan Allah
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Roma 14:17
Perhatikanlah kata “kebenaran” yang menjadi tanda penting dari Kerajaan Sorga! Sementara surat Ibrani sendiri mengatakan bahwa tongkat pemerintahan Allah adalah tongkat kebenaran.
Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Ibrani 14:17
Jadi berdoa, ”datanglah Kerajaan-Mu, sama artinya dengan meminta datanglah “pemerintahan-Mu” sebab pemerintahan-Mu itu Engkau jalankan dengan kebenaran. Atau memerintahlah dengan kebenaran-Mu ya Tuhan di atas muka bumi ini, supaya sorga-Mu turun ke bumi ini. Itulah doa yang terindah dan penuh harapan akan kemuliaan Tuhan memenuhi seantero bumi ini, yang bisa kita naikkan kepada Bapa. Suatu doa yang saya yakin pasti didengar dan dikabulkan, jika dinaikkan dengan penuh ketulusan, kesungguhan serta kasih kepada Dia.
Pertanyaannya, di manakah kebenaran Allah itu akan terjadi dan memerintah terlebih dahulu, sebelum terjadi di atas seluruh muka bumi? Sebab polanya Allah selalu memulai dari “kecil” sebagai sebuah contoh. Saya berkeyakinan harus terjadi di dalam jemaat-Nya atau gereja-Nya terlebih dahulu.
Tetapi bagaimana itu akan terjadi di dalam gereja-Nya terlebih dahulu? Perta-ma-tama harus dimulai dari rumah-rumah atau keluarga-keluarga, dimulai dari keluarga para pemimpin jemaat, hingga seluruh keluarga dalam sebuah jemaat. Bdk.1 Tim.3:1-16
Jika di dalam keluarga orang percaya kebenaran tidak memerintah dengan kedaulatan penuh – dimulai dari keluarga para pemimpin jemaat – maka akan sukar bagi kebenaran untuk memerintah dan mendatangkan sorga (perubahan) di dalam gereja atau jemaat Tuhan. Mengapa?
Di dalam 1 Timotius 3:15, dikatakan bahwa gereja adalah keluarga Allah, atau juga disebut sebagai jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Apakah maksudnya jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran?
Dari ayat-ayat sebelumnya kita mendapatkan petunjuk tentang bagaimana bagaimana jemaat dari Allah yang hidup ini dapat menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, yakni, melalui kehidupan keluarga para pemimpinnya, para penatua dan diaken mereka. Karena di sana Paulus menetapkan syarat-syarat utama bagi para penatua dan diaken yaitu :
Suami dari satu istri.
Bisa mengepalai keluarganya sendiri.
Mengurus anak-anak dan keluarganya dengan baik.
Mengapa syarat seperti ini yang Paulus tetapkan dan bukan syarat lainnya, misalnya seorang yang pandai, kaya dan terkenal atau berpengaruh? Ternyata alasan satu-satunya yang sangat penting adalah, ”Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?”
Hal ini mengindikasikan bahwa keadaan rumah tangga para penatua dan diaken memiliki keterkaitan dan pengaruh yang kuat terhadap kehidupan jemaat atau gereja. Jadi, jika kebenaran tidak diterapkan atau memerintah dalam keluarga (dimulai dari keluarga para pelayan Tuhan) maka kebenaran juga tidak akan diterapkan atau memerintah di dalam gereja.
Charles Hogde, seorang teolog yang mumpuni dalam hal teologia sistematika mengucapkan sebuah kalimat yang sangat tajam mengenai keterkaitan keluarga dengan gereja dan bangsa : “Karakter gereja dan negara bergantung kepada keluarga. Kalau agama mati dalam keluarga, maka agama juga tidak bisa dipertahankan dalam gereja dan Negara.”
Betapa besarnya pengaruh keluarga Kristen di dalam mewujudkan apa yang Tuhan ingin kita selalu doakan, yakni kebenaran-Nya memerintah di bumi atau sorga datang ke bumi, dan itu dimulai dari keluarga. Keluarga Kristen perlu bangkit dan berubah untuk membawa sorga ke rumahnya. Membawa kebenaran memerintah di dalam seluruh aspek kehidupan keluarga.
Lebih lanjut, apakah hal itu hanya tanggung jawab dari para pemimpin jemaat saja? Sudah pasti tidak, karena Alkitab mengajarkan bahwa hal itu dituntut dari semua bapa-bapa yang ada di dunia ini. Paulus menegaskan hal itu.
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Efesus 6:4
Kerajaan Sorga yang diperintah oleh kebenaran harus nyata mulai dari dalam keluarga Kristen. Keluarga Kristen harus benar-benar bersifat kristiani, menampilkan ciri Kristus yang hidup dan nyata, bukan sekedar keluarga yang di dalamnya ada orang-orang Kristen tetapi hidup dengan cara-cara yang bukan Kristen.
Keluarga Kristen harus berbeda bahkan sangat berbeda dengan dunia ini. Jika tidak, maka orang-orang Kristen tidak akan memberi pengaruh apa pun kepada dunia ini. Sebab, bagaimana kekristenan akan mengubah dunia ini jika kekristenan tidak mengubah cara hidup mereka sendiri di dalam keluarga mereka.
Jika kita tidak mengusahakan perubahan di dalam keluarga kita supaya menjadi keluarga yang diperintah oleh Tuhan sendiri, maka kita tidak berhak mengharapkan dunia ini berubah. Jika keluarga tidak membawa sorga di dalam kehidupan mereka sehari-hari maka dunia tidak akan melihat Kristus yang sesungguhnya dalam kehidupan gereja.
Bagaimana membawa sorga ke rumah kita?
1. Kita perlu berubah dari cara hidup yang berpusat pada diri sendiri menjadi berpusat kepada Allah.
Ini perlu dimulai dari perubahan cara berpikir menyangkut tujuan hidup kita. Kita harus mengetahui dan menghayati bahwa kita ada di dunia ini untuk menggenapi misi atau tujuan Allah, dan bukan untuk mengejar keinginan dan tujuan kita sendiri.
2. Kita perlu berubah dari hidup dengan nilai-nilai duniawi menjadi keluarga yang mempraktikkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Keluarga yang kristiani dapat dilihat dari nilai-nilai yang dipegang dan dihidupinya. Nilai-nilai berbicara tentang mana yang penting dan mana yang kurang penting dalam hidup kita. Mana yang mulia dan layak dikejar dan mana yang sampah dan perlu kita singkirkan.
Apakah yang terpenting dalam keluarga kita?
Kasih kepada diri sendiri atau kasih kepada Allah?
Mamon atau Tuhan?
Kesuksesan hidup atau pengabdian kepada Allah?
Urusan kita sendiri atau urusan kerajaan Allah
Kesenangan dunia (fisik) atau firman dan doa?
Prestasi dan kompetisi atau hubungan penuh kasih?
Dilayani atau melayani?
3. Kita perlu menerapkan kasih Allah, kasih satu arah dan kasih tanpa mengharapkan balasan!
- Kasih yang menang atas kebencian
- Kasih yang menerima mereka yang ditolak oleh dunia
- Kasih yang mengorbankan diri, yang semuanya dapat kita lihat dan rasakan di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Hal-hal inilah setidaknya yang akan kita praktikkan sepanjang tahun yang baru nanti.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12:2
Jika kita terus mengusahakan perubahan dengan sengaja sesuai dengan pembaharuan pikiran kita oleh firman-Nya maka sorga akan turun menaungi rumah kita. Sorga akan datang dalam keluarga kita. Dan itulah salah satu yang Tuhan kehendaki ketika kita berdoa, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga! Sorga dimulai dari rumah kita.
Dunia berusaha mencetak kita agar kita menjadi sama dengan mereka. Jika kita tidak dengan sengaja mengusahakan perubahan di dalam keluarga kita, maka kebudayaan dunia ini akan menggeser nilai-nilai kebenaran yang kita pegang.
Marilah kita berjuang bersama-sama untuk membawa sorga ke rumah kita. Dengan anugerah dan pertolongan Roh Kudus. SELAMAT HARI NATAL 2019 dan SELAMAT TAHUN BARU 2020. (SiKY, Jkt, 20 Desember 2019)
Artikel Terkait
- MEMBANGUN SISTEM NILAI DALAM KELUARGA KITA
- MY PARENTS IS MY MENTOR
- YESUS DIBAWAH ASUHAN ORANG TUA
- KASIH YANG TAK BERSYARAT
- MEMBANGUN GENERASI YANG BERSIH KELAKUANNYA