BERHARGANYA RUMAH KITA
Seorang ibu yang satu tempat penginapan dengan saya dan istri di kota George Town pulau Pinang, menceritakan tentang anak perempuannya yang sedang menjalani perawatan di Island Hospital di pulau tersebut. Anak perempuannya itu menderita kanker rahang stadium tiga c yang mengharuskannya menjalani operasi. Rahang sebelah kanannya itu harus dioperasi dan diambil untuk diganti dengan rahang buatan. Dari mana rahang buatan itu diambil dan dibuat?
Saya tidak pernah menduga sebelumnya bahkan sempat berpikir mungkin ada rahang buatan yang diproduksi oleh rumah sakit atau entah dari mana. Tahukah Saudara, ternyata tulang rahang buatan itu diambil dari tulang kaki yang terletak di belakang tulang kering kita. Saya takjub mendengar penuturan ibu tersebut karena menurut dokter tulang tersebut seperti sengaja disediakan oleh Tuhan sebagai sebuah persediaan untuk kondisi gawat darurat. Dan hebatnya, ketika tulang itu diambil ternyata tidak mempengaruhi kondisi kaki dari anak perempuan tersebut. Ia masih dapat berjalan dengan normal.
Tuhan sudah menyediakannya, itu kata-kata yang saya ingat. Benar, Tuhan adalah Tuhan yang menyediakan segala kebutuhan manusia. Bukan supaya manusia hidup dengan berfokus pada kebutuhannya tetapi supaya manusia dapat mengabdi dan menyembah Tuhan dengan segenap hati.
Salah satu hal penting yang Tuhan sediakan bagi manusia di bumi bahkan nanti juga dalam kekekalan adalah sebuah rumah. Ya, sebuah rumah, dalam artian sebuah keluarga atau rumah sebagai sebuah bangunan entah berapapun ukurannya sebagai tempat bagi sebuah keluarga berlindung dari panas dan hujan, serangan binatang atau hal-hal membahayakan lainnya.
Sebuah rumah, keluarga dan sebuah tempat untuk berhimpun, apapun namanya, itulah tempat yang sangat berharga bagi siapa saja, namun tak semua orang menyadarinya dan berusaha memanfaatkan serta membangunnya dengan sengaja. Mengapa rumah menjadi tempat yang sangat berharga?
Voddie Baucham, mengatakan berdasarkan Ulangan 6:7, "Musa melihat rumah sebagai sebuah sistem utama untuk menyampaikan kebenaran dari generasi ke generasi." Sungguh sebuah pernyataan yang sangat mencerahkan. Rumah bukanlah tempat yang biasa. Rumah adalah tempat generasi yang baru dilahirkan, dirawat, dididik agar kelak menjadi seperti anak-anak panah yang ditembakkan kepada sasaran.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dilakukan agar rumah menjadi sebuah sistem utama untuk menyampaikan kebenaran.
1. Rumah dengan kepala keluarga atau ayah yang takut akan Tuhan dan sangat suka akan perintah-Nya.
Seorang ayah diharapkan menjadi orang yang paling rohani dalam sebuah keluarga atau di rumah. Seorang yang takut akan Tuhan dan sangat suka akan perintah-Nya. Tidak ada jaman yang begitu membutuhkan seorang kepala keluarga yang sungguh-sungguh rohani seperti jaman sekarang ini. Jaman yang rusak dengan hari-hari yang jahat. Silakan baca ayat-ayat di bawah ini dengan seksama.
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Mazmur 112 : 1-2
Ayat tersebut jelas sekali ditujukan kepada para ayah atau para kepala keluarga. Para ayah dan para kepala keluarga maukah Saudara memiliki anak-anak dan cucu-cucu yang perkasa di bumi? Anak cucu yang tidak hanyut dalam arus nilai-nilai dunia yang fana dan menghancurkan?
Penggunaan narkoba dan serangan si jahat melalui pornografi serta gaya hidup hedonis yang hanya mengutamakan kesenangan tubuh adalah hal-hal yang nampak jelas di permukaan. Tetapi, jauh di bawah permukaan itu adalah gerakan-gerakan humanisme atau paham zaman baru (new age) yang tidak mempercayai kebenaran tentang Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Semua itu dapat menggerus dasar iman anak-anak muda dan membelokkan arah tujuan mereka dari meninggikan Kristus kepada penyembahan berhala.
Hanya ayah yang takut akan Tuhan dan sangat suka akan perintah-Nya dapat membawa keluarga menjadi benteng perlindungan yang kuat bagi anak cucunya.
2. Rumah dengan hubungan penuh kasih harus menjadi sesuatu yang "sengaja" dibangun dan dirawat secara terus menerus.
Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. Amsal 17:1
Saya melihat kecenderungan yang telah berubah menjadi sebuah nilai dalam masyarakat kita, yakni, betapa pentingnya penampilan secara fisik alias penampilan luar. Rumah bagus, mobil bagus dan fasilitas yang serba wah telah menjadi impian dari hampir semua orang di zaman ini. Inilah zaman yang ditandai dengan pengejaran kenikmatan hidup dengan nafsu serakah sebagai panglima. Apapun dapat dikorbankan demi tercapainya kenikmatan hidup.
Apakah mereka masih sungguh-sungguh memikirkan bahwa ketenteraman di dalam sebuah keluarga karena adanya hubungan penuh kasih di antara anggota sebagai hal yang benar-benar penting melebihi apapun? Melebihi kesenangan-kesenangan jasmaniah yang tidak pernah bisa memberikan kepuasan bagi batin manusia? Sebaliknya, apakah yang diungkapkan dalam Amsal di atas sungguh-sungguh menjadi sebuah referensi utama dalam keluarga kita?
Tidak ada seorangpun yang bercita-cita untuk sekedar mengkonsumsi sekerat roti kering dalam hidupnya. Namun ayat tersebut ingin memberikan kepada kita gambaran secara konkrit bahwa ketenteraman di dalam rumah tidak bisa dikorbankan hanya demi "daging" atau makanan yang lezat, yang untuknya orang mengabaikan hubungan penuh kasih di antara anggota keluarga.
Mengapa hubungan penuh kasih penting di dalam sebuah keluarga? Jelas, karena itu merupakan prasyarat agar kebenaran firman Tuhan dapat diberitakan dengan baik kepada semua orang di dalamnya.
Sebuah hubungan perlu dengan sengaja dibangun, dirawat dan dipelihara sedemikian rupa. Ada dua keberanian yang harus diteladankan oleh kepala keluarga dan kemudian oleh setiap anggota keluarganya, yaitu : keberanian untuk mengakui kesalahan dan keberanian untuk melepaskan pengampunan seberapa besarpun sakitnya hati. Apakah hal ini telah menjadi gaya hidup kita sehingga Iblis tidak diberi kesempatan untuk merusak kerukunan dalam keluarga kita?
"…dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.." Efesus 4:27
Rusaknya hubungan dalam keluarga akan menghancurkan ketenteraman dalam keluarga itu dan hancurnya ketenteraman dalam keluarga akan menjadi celah yang lebar untuk Iblis menghancurkan. Jadi, jangan pernah menyepelekan hubungan penuh kasih di antara anggota keluarga kita sendiri dan juga dengan orang lain.
3. Rumah yang terus menerus ditandai dengan "darah".
Yang saya maksudkan adalah rumah atau keluarga yang telah mengalami keselamatan oleh korban darah Kristus dan terus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar. Mengerjakan keselamatan, salah satu artinya bagi saya adalah “memperoleh dan bertumbuh dalam pengetahuan serta pengenalan akan kebenaran”.
tulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. 1 Timotius 2:3-4
4. Sebuah rumah yang menjadikan firman Allah sebagai suluh bagi kaki dan terang bagi jalan-jalannya.
Salah satu tantangan terbesar bagi orang Kristen di jaman milenium ini adalah derasnya arus informasi. Informasi yang mudah didapat melalui perangkat teknologi yang smart membuat banjir informasi menjadi tak terbendung.
Melanda dari anak-anak kecil sampai orang tua sekalipun. Informasi yang satu belum cukup dipahami sudah datang informasi yang berikutnya. Dan lebih bahaya lagi, semua orang sekarang bisa dengan mudah menyampaikan seluruh opini atau pendapatnya melalui media sosial. Apakah aspirasi atau pikirannya itu benar atau salah atau malah mengandung kebohongan dan sangat merusak semua dapat disosialisasikan melalui internet dan gadget. Apakah akibat dari semua itu?
Pertama, orang-orang tidak dapat berkonsentrasi kepada berita yang paling penting. Sekarang yang penting itu adalah yang paling heboh, yang paling banyak diberitakan dan yang penuh dengan bumbu cerita yang mengasyikkan perasaan. Kedua, menganggap berita firman sebagai bagian dari salah satu berita yang banyak itu. Tidak ada istimewanya. Apakah kita sungguh telah menyadari dan mengantisi-pasinya? Maukah kita memiliki generasi yang dari hatinya dan bukan dari sekedar mulutnya mengatakan seperti pemazmur?
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Mazmur 119:97
Saya menaruh keyakinan jika beberapa hal di atas kita renungkan, kita mengerti dan kita lakukan dengan sungguh-sungguh serta konsisten maka selain berharga maka rumah kita akan indah di mata-Nya.
Di kota George Town, ibukota pulau Penang saya sangat terkesan dengan apartemen-apartemen yang menjulang tinggi puluhan tingkat, baru dan indah. Di sanalah sebagian besar warga pulau Penang tinggal. Dari luar, secara kasat mata saya melihat keindahan dari bangunan-bangunan tersebut. Namun saya jelas tidak tahu bagaimana keadaan dari keluarga-keluarga yang tinggal di dalamnya.
Semoga keluarga kita tidak hanya nampak indah dan mengesankan dari luar tetapi sungguh-sungguh indah di dalamnya. Mengapa? Karena rumah kita, keluarga kita menjadi sistem utama atau sarana terbaik untuk kebenaran firman-Nya disampaikan dari generasi ke generasi.
(SiKY, 1 Feb. dalam pesawat Airbus 320-200, Penang-Jakarta)
Artikel Terkait
- PERTANYAAN UNTUK ORANG TUA ZAMAN NOW
- MEMULIHKAN KELUARGA MEMULIHKAN BANGSA
- 7 Karakter Kristus
- Jesus Only Jesus
- Kebebasan Tidak Sama Dengan Kebablasan