Esensi dan Manifestasi
Ada beberapa indikator kesuksesan menurut anggapan banyak orang, seperti, kepemilikan harta di atas rata-rata orang lain, kedudukan atau jabatan, prestasi, kenyamanan, dan rasa hormat dari orang lain. Saya percaya dalam anugerahNya orang percaya dapat memiliki dan menikmatinya. Namun saya juga percaya, hal-hal tersebut BUKANLAH ESENSI atau HAKIKAT dari nilai hidup orang percaya yang harus dikejar mati-matian. Semua tanda di atas sebenarnya adalah sekedar MANIFESTASI saja dari suatu kehidupan yang BERNILAI. Sebagai contoh, tidak usahlah mengejar kekayaan tetapi belajarlah menjadi orang yang bisa dipercaya. Sebab mereka yang dapat dipercaya akan beroleh banyak berkat Amsal 28:13). Bisa dipercaya adalah esensi, beroleh banyak berkat adalah manifestasi.
Albert Einstein mengatakan, "Jangan berusaha untuk menjadi orang yang sukses, tetapi berusahalah untuk menjadi manusia yang bernilai." Ribuan tahun sebelumnya, Alkitab telah terlebih dahulu menuliskan bahwa, kemuliaan hidup dari Daniel, Yusuf atau raja Daud, sebenarnya adalah manifestasi dari hidup yang bernilai yang mereka dapatkan karena HUBUNGAN mereka yang intim dan mendalam dengan Tuhan mereka. Manifestasi dari takut mereka akan Tuhan, sehingga Dia pun sedia berjalan bersama-sama mereka dalam segala situasi dan keberadaan mereka. Mereka tak pernah berambisi untuk menjadi pejabat tinggi atau raja sekalipun, tetapi nilai hidup mereka bersama Tuhanlah yang membawa mereka ke sana!
Namun demikian, "keberhasilan" mereka, di mana Allah menganugerahkan kepada mereka kedudukan, kekayaan dan kehormatan yang begitu tinggi, tidak dapat dijadikan ukuran yang berlaku universal bagi semua orang percaya. Amat terlebih setelah peristiwa kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia untuk mati di kayu salib, maka semua ukuran keberhasilan orang percaya harus dilihat dari hakikat dan terang salibNya.
Kristus yang disalib adalah tolok ukur dari apakah sesuatu itu bernilai atau tidak, yang esensi atau tidak. Sebab, salibNya berbicara tentang Allah yang tidak mempertahankan hak-hakNya sebagai Allah. Allah yang mengambil rupa seorang hamba yang melayani dan menyerahkan nyawaNya menjadi tebusan bagi orang banyak.
SalibNya berbicara tentang Anak Manusia yang rela mengalami kesengsaraan demi kebahagiaan orang lain. KesediaanNya mati di kayu salib untuk kita orang berdosa menunjukkan bahwa Ia menganggap kita LEBIH UTAMA dari diriNya sendiri. PenderitaanNya yang hebat di Kalvari, menggemakan dengan sangat kuatnya betapa bernilainya ketaatan mutlak kepada Allah sekalipun hal itu sangat menyakitkan. Dan semua hal yang terjadi pada kayu salib itulah
KesediaanNya mati di
kayu salib untuk kita orang
berdosa menunjukkan bahwa
Ia menganggap kita
LEBIH UTAMA dari diriNya
sendiri
yang berkenan dan memuliakan Allah, sehingga Allah sangat meninggikan dan mengaruniakan kepada AnakNya nama di atas segala nama. SALIB KRISTUS lebih dari sekedar lambang, tetapi kenyataan dari kemuliaan dan kemenangan orang percaya, dan bukan sekedar kesuksesan.
Sayangnya, saya merasa, kesuksesan menurut dunia ini telah menjadi ukuran sukses banyak orang percaya. Saya kuatir kesuksesan telah menjadi berhala yang disembah dengan begitu hebatnya sehingga salib Kristus yang adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah menjadi terkesampingkan.
Karena hikmat dan kekuatan Allah dari salib Kristuslah, Injil menjadi kekuatan Allah yang menyelamatkan mereka yang percaya. Salib jugalah yang akan dapat menarik banyak orang datang percaya kepadaNya (Yoh.3:14-15). Sementara gereja-gereja yang mengejar sukses menarik orang banyak dengan pertunjukan pujian, khotbah, sembako dan mobil jemputan.
Paulus dalam ilham Roh Kudus mengatakan: ?Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.? ~ Galatia 6:14 ~
Kemegahan atau kebangga-an Paulus adalah di dalam salib Kristus, bukan dalam mujizat-mujizat spektakuler yang Allah lakukan melalui dirinya. Sebab salib Kristus adalah esensi kehidupannya. Oleh salib, dunia ini ? nilai-nilai dan kemegahannya - telah disalibkan (mati) bagi Paulus dan sebaliknya Paulus telah disalibkan (mati) bagi dunia. Tak ada kemegahan dunia yang bisa jadi landasan kemegahan orang percaya dan sebaliknya.
Kiranya setiap orang percaya terus belajar memandang kepada Kristus dan karyaNya yang maha agung di kayu salib! (SiKY)